Pengertian
dukungan sosial
Pierce (dalam Kail and Cavanaug, 2000) mendefinisikan dukungan sosial sebagai
sumber emosional, informasional atau pendampingan yang diberikan oleh orang-
orang disekitar individu untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang
terjadi sehari- hari dalam kehidupan. Diamtteo (1991) mendefinisikan dukungan
sosial sebagai dukungan atau bantuan yang berasal dari orang lain seperti
teman, tetangga, teman kerja dan orang- orang lainnya.
Gottlieb (dalam Smet, 1994) menyatakan dukungan sosial terdiri dari informasi
atau nasehat verbal maupun non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang
didapatkan karena kehadiran orang lain dan mempunyai manfaat emosional atau
efek perilaku bagi pihah penerima. Sarafino (2006) menyatakan bahwa dukungan
sosial mengacu pada memberikan kenyamanan pada orang lain, merawatnya atau
menghargainya. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Saroson (dalam Smet, 1994)
yang menyatakan bahwa dukungan sosial adalah adanya transaksi interpersonal
yang ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada individu lain, dimana bantuan
itu umunya diperoleh dari orang yang berarti bagi individu yang bersangkutan. Dukungan
sosial dapat berupa pemberian infomasi, bantuan tingkah laku, ataupun materi
yang didapat dari hubungan sosial akrab yang dapat membuat individu merasa
diperhatikan, bernilai, dan dicintai.
Rook (1985, dalam Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai salah satu
fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari
hubungan interpersonal yang akan melindungi individu dari konsekuensi stres.
Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan,
timbul rasa percaya diri dan kompeten. Tersedianya dukungan sosial akan membuat
individu merasa dicintai, dihargai dan menjadi bagian dari kelompok. Senada
dengan pendapat diatas, beberapa ahli Cobb, 1976; Gentry and Kobasa, 1984;
Wallston, Alagna and Devellis, 1983; Wills, 1984 : dalam Sarafino, 1998)
menyatakan bahwa individu yang memperoleh dukungan sosial akan meyakini
individu dicintai, dirawat, dihargai, berharga dan merupakan bagian dari
lingkungan sosialnya. Menurut Schwarzer and Leppin, 1990 dalam Smet, 1994;
dukungan sosial dapat dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang
sebenarnya terjadi atau diberikan oleh orang lain kepada individu (perceived
support) dan sebagai kognisi individu yang mengacu pada persepsi terhadap
dukungan yang diterima (received support).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah
dukungan atau bantuan yangh berasal dari orang yang memiliki hubungan sosial akrab
dengan individu yang menerima bantuan. Bentuk dukungan ini dapat berupa
infomasi, tingkah laku tertentu, ataupun materi yang dapat menjadikan individu
yang menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai.
1.1.2 Faktor-
faktor yang mempengaruhi dukungan sosial
Menurut stanley
(2007), faktor- faktor yang mempengaruhi dukungan sosial adalah sebagai berikut
:
1. Kebutuhan fisik
Kebutuhan fisik
dapat mempengaruhi dukungan sosial. Adapun kebutuhan fisik meliputi sandang,
pangan dan papan. Apabila seseorang tidak tercukupi kebutuhan fisiknya maka
seseorang tersebut kurang mendapat dukungan sosial.
2. Kebutuhan
sosial
Dengan
aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal oleh masyarakat daripada
orang yang tidak pernah bersosialisasi di masyarakat. Orang yang mempunyai
aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin mendapatkan pengakuan di
dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu pengakuan sangat diperlukan untuk
memberikan penghargaan.
3. Kebutuhan
psikis
Dalam kebutuhan
psikis pasien pre operasi di dalamnya termasuk rasa ingin tahu, rasa aman,
perasaan religius, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi
jika orang tersebut sedang menghadapi masalah baik ringan maupun berat, maka
orang tersebut akan cenderung mencari dukungan sosial dari orang- orang sekitar
sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai.
1.1.3
Klasifikasi dukungan sosial
Menurut Cohen
& Syme (1985), mengklasifikasikan dukungan sosial dalam 4 kategori yaitu :
1. Dukungan informasi,
yaitu memberikan penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan masalah yang sedang dihadapi individu. Dukungan ini, meliputi memberikan
nasehat, petunjuk, masukan atau penjelasan bagaimana seseorang bersikap.
2. Dukungan
emosional, yang meliputi ekspresi empati misalnya mendengarkan, bersikap
terbuka, menunjukkan sikap percaya terhadap apa yang dikeluhkan, mau memahami,
ekspresi kasih sayang dan perhatian. Dukungan emosional akan membuat si
penerima merasa berharga, nyaman, aman, terjamin, dan disayangi.
3. Dukungan
instrumental adalah bantuan yang diberikan secara langsung, bersifat fasilitas
atau materi misalnya menyediakan fasilitas yang diperlukan, meminjamkan uang,
memberikan makanan, permainan atau bantuan yang lain.
4. Dukungan
appraisal atau penilaian, dukungan ini bisa terbentuk penilaian yang positif,
penguatan (pembenaran) untuk melakukan sesuatu, umpan balik atau menunjukkan
perbandingan sosial yang membuka wawasan seseorang yang sedang dalam keadaan stres.
Menurut
Sheridan & Radmacher (1992)
Pendapat
Sheridan & Radmacher (1992) menyatakan bahwa dukungan sosial merupakan
transaksi interpersonal yang melibatkan aspek- aspek informasi, perhatian
emosi, penilaian dan bantuan instrumental. Ciri- ciri setiap aspek tersebut
oleh Smet (1994) dan Taylor (1995), dijelaskan sebagai berikut ;
1. Informasi dapat
berupa saran- saran, nasihat dan petunjuk yang dapat dipergunakan oleh korban
dalam mencari jalan keluar untuk pemecahan masalahnya.
2. Perhatian emosi
berupa kehangatan, kepedulian dan dapat empati yang meyakinkan korban, bahwa
dirinya diperhatiakan orang lain.
3. Penilaian
berupa penghargaan positif, dorongan untuk maju atau persetujuan terhadap
gagasan atau perasaan individu lain.
4. Bantuan
instrumental berupa dukungan materi seperti benda atau barang yang dibutuhkan
oleh korban dan bantuan finansial untuk biaya pengobatan, pemulihan maupun
biaya hidup sehari- hari selama korban belum dapat menolong dirinya sendiri.
Menurut
Wangmuba (2009)
Dukungan sosial
mencakup dukungan informasi berupa saran nasehat, dukungan perhatian atau emosi
berupa kehangatan, kepedulian dan empati, dukungan instrumental berupa bantuan
meteri atau finansial dan penilaian berupa penghargaan positif terhadap gagasan
atau perasaan orang lain.
Menurut House
dalam Depkes (2002)
Menurut House
dalam Depkes (2002) yang dikutip oleh Ninuk (2007;29), dukungan sosial
diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu ;
1. Dukungan
emosional
Dukungan ungkapan
empati, kepedulian, dan perhatikan terhadap orang bersangkutan.
2. Dukungan
penghargaan
Terjadi lewat
ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk orang lain itu, dorongan maju
atau persetujuan dengan gagasan perasaan individu dan perbandingan positif
orang dengan orang lain misalnyaorang itu kurang mampu atau lebih buruk
keadaannya atau menambah harga diri.
3. Dukungan
instrumental
Mencakup
bantuan langsung misalnya dengan memberi pinjaman uang kepada orang yang
membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan pada orang yang tidak punya
pekerjaan.
4. Dukungan
informatif
Mencakup
pemberian nasihat, saran, pengetahuan, informasi serta petunjuk.
Menurut
Sheridan dan Radmacher (1992), Sarafino (1998) serta Taylor (1999); membagi
dukungan sosial kedalam 5 bentuk, yaitu
1. Dukungan
instrumental (tangible or instrumental support)
Bentuk dukungan
ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung
seperti pinjaman uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk
dukungan ini dapat mengurangi kecemasan karena individu dapat langsung
memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental
sangat diperlukan dalam mengatasi masalah yang dianggap dapat dikontrol.
2. Dukungan
informasional (informational support)
Bentuk dukungan
ini melibatkan pemberian informasi, pengetahuan, petunjuk, saran atau umpan
balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat
menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.
3. Dukungan
emosional (emotional support)
Bentuk dukungan
ini melibatkan rasa empati, ada yang selalu mendampingi, adanya suasanya
kehangatan, dan rasa diperhatikan akan membuat individu memiliki perasaan
nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga
individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat
penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.
4. Dukungan pada
harga diri (esteem support)
Bentuk dukungan
ini berupa penghargaan positif pada individu, pemberian semangat, persetujuan
pada pendapat individu dan perbandingan yang positif dengan individu lain.
Bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan
kompetensi.
5. Dukungan dari
kelompok sosial (network support)
Bentuk dukungan
ini akan membuat individu merasa menjadi anggota dari suatu kelompok yang
memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial dengan kelompok. Dengan begitu
individu akan memiliki perasaan senasib.
1.1.4 Cakupan
dukungan sosial
Menurut
Saranson (1983) yang dikutip oleh Kuntjoro (2002), dukungan sosial itu selalu
mencakup 2 hal yaitu ;
1. Jumlah sumber
dukungan sosial yang tersedia
Merupakan
persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu
membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas).
2. Tingkat
kepuasan akan dukungan sosial yang diterima
Tingkatan
kepuasan akan dukungan sosial yang diterima berkaitan dengan persepsi individu
bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas).
1.1.5 Sumber-
sumber dukungan sosial
Menurut Rook
dan Dootey (1985) yang dikutip oleh Kuntjoro (2002), ada 2 sumber dukungan
sosial yaitu sumber artifisial dan sumber natural.
1. Dukungan sosial
artifisial
Dukungan sosial
artifisial adalah dukungan sosial yang dirancang ke dalam kebutuhan primer
seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai
sumbangan sosial.
2. Dukungan sosial
natural
Dukungan sosial
yang natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupanya
secara spontan dengan orang- orang yang berada di sekitarnya, misalnya anggota
keluarga (anak, isteri, suami dan kerabat), teman dekat atau relasi. Dukungan
sosial ini bersifat non- formal.
Sumber dukungan
sosial yang bersifat natural berbeda dengan sumber dukungan sosial yang
bersifat artifisial dalam sejumlah hal. Perbedaan tersebut terletak dalam hal
sebagai berikut ;
1. Keberadaan
sumber dukungan sosial natural bersifat apa adanya tanpa dibuat- buat sehingga lebih
mudah diperoleh dan bersifat spontan.
2. Sumber dukungan
sosial yang natural memiliki kesesuaian dengan norma yang berlaku tentang kapan
sesuatu harus diberikan.
3. Sumber dukungan
sosial yang natural berakar dari hubungan yang telah berakar lama.
4. Sumber dukungan
sosial yang natural memiliki keragaman dalam penyampaian dukungan sosial, mulai
dari pemberian barang- barang nyata hingga sekedar menemui seseorang dengan
penyampaian salam.
5. Sumber dukungan
sosial yang natural terbebas dari beban dan label psikologis .
Menurut
Wangmuba (2009), sumber dukungan sosial yang natural terbebas dari beban dan
label psikologis terbagi atas ;
1. Dukungan sosial
utama bersumber dari keluarga
Mereka adalah
orang- orang terdekat yang mempunyai potensi sebagai sumber dukungan dan
senantiasa bersedia untuk memberikan bantuan dan dukungannya ketika individu
membutuhkan. Keluarga sebagai suatu sistem sosial, mempunyai fungsi- fungsi
yang dapat menjadi sumber dukungan utama bagi individu, seperti
membangkitkanpersaan memiliki antara sesama anggota keluarga, memastikan
persahabatan yang berkelanjutan dan memberikanrasa aman bagi anggota-
anggotanya.
Menurut
Argyle (dalam Veiel & Baumann,1992), bila individu dihadapkan pada suatu
stresor maka hubungan intim yang muncul karena adanya sistem keluarga dapat
menghambat, mengurangi, bahkan mencegah timbulnya efek negatif stresor karena
ikatan dalam keluarga dapat menimbulkan efek buffering (penangkal) terhadap
dampak stresor. Munculnya efek ini dimungkinkan karena keluarga selalu siap dan
bersedia untuk membantu individu ketika dibutuhkan serta hubungan antar anggota
keluarga memunculkan perasaan dicintai dan mencintai. Intinya adalah bahwa
anggota keluarga merupakan orang- orang yang penting dalam memberikan dukungan
instrumental, emosional dan kebersamaan dalam menghadapi berbagai peristiwa
menekan dalam kehidupan.
2. Dukungan sosial
dapat bersumber dari sahabat atau teman.
Suatu studi
yang dilakukan oleh Argyle & Furnham (dalam Veiel & Baumann,1992)
menemukan tiga proses utama dimana sahabat atau teman dapat berperan dalam
memberikan dukungan sosial. Proses yang pertama adalah membantu meterial atau
instrumental. Stres yang dialami individu dapat dikurangi bila individu
mendapatkan pertolongan untuk memecahkan masalahnya. Pertolongan ini dapat
berupa informasi tentang cara mengatasi masalah atau pertolongan berupa uang.
Proses kedua adalah dukungan emosional. Perasaan tertekan dapat dikurangi
dengan membicarakannya dengan teman yang simpatik. Harga diri dapat meningkat,
depresi dan kecemasan dapat dihilangkan dengan penerimaan yang tulus dari
sahabat karib. Proses yang ketiga adalah integrasi sosial. Menjadi bagian dalam
suatu aktivitas waktu luang yang kooperatif dan diterimanya seseorang dalam suatu
kelompok sosial dapat menghilangkan perasaan kesepian dan menghasilkan perasaan
sejahtera serta memperkuat ikatan sosial.
3. Dukungan sosial
dari masyarakat, misalkan yang peduli terhadap korban kekerasan.
Dukungan ini
mewakili anggota masyarakat pada umumnya, yang dikenal dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan dilakukan secara profesional sesuai dengan kompetensi yang
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal ini berkaitan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi efektifitas dukungan sosial yaitu pemberi dukungan
sosial. Dukungan yang diterima melalui sumber yang sama akan lebih mempunyai
arti dan berkaitan dengan kesinambungan dukungan yang diberikan, yang akan
mempengaruhi keakraban dan tingkat kepercayaan penerima dukungan.
Proses yang terjadi
dalam pemberian dan penerimaan dukungan itu dipengaruhi oleh kemampuan penerima
dukungan untuk mempertahankan dukungan yang diperoleh. Para peneliti menemukan
bahwa dukungan sosial ada kaitannya dengan pengaruh- pengaruh positif bagi
seseorang yang mempunyai sumber- sumber personal yang kuat. Kesehatan fisik
individu yang memiliki hubungan dekat dengan orang lain akan lebih cepat sembuh
dibandingkan dengan individu yang terisolasi.
1.1.6 Komponen-
komponen dalam dukungan sosial
Para ahli
berpendapat bahwa dukungan sosial dapat dibagi ke dalam berbagai komponen yang
berbeda- beda. Misalnya menurut Weiss Cutrona dkk (994;371) yang dikutip oleh
Kuntjoro (2002), mengemukakan adanya 6 komponen dukungan sosial yang disebut
sebagai “The social provision scale” ,dimana masing- masing komponen dapat
berdiri sendiri- sendiri, namun satu sama lain saling berhubungan. Adapun
komponen- komponen tersebut adalah ;
1.
Kerekatan emosional (Emotional Attachment)
Merupakan perasaan akan kedekatan emosional dan dan rasa
aman. Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang memperoleh
kerekatan emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima. Sumber
dukungan sosial semacam ini yang paling sering dan umum adalah diperoleh dari
pasangan hidup atau anggota keluarga atau teman dekat atau sanak saudara yang
akrab dan memiliki hubungan yang harmonis.
2.
Integrasi sosial (social integrasion)
Merupakan perasaan menjadi bagian dari keluarga,
tempat seseorang berada dan tempat saling berbagi minat dan aktivitas. Jenis
dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan
memiliki suatu keluarga yang memungkinkanya untuk membagi minat, perhatian
serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif atau secara bersamaan. Sumber
dukungan semacam ini memungkinkan mendapat rasa aman, nyaman serta memiliki dan
dimilki dalam kelompok.
3.
Adanya pengakuan (Reanssurance of Worth)
Meliputi pengakuan akan kompetensi dan kemampuan
seseorang dalam keluarga. Pada dukungan sosial jenis ini seseorang akan
mendapat pengakuan atas kemampuan dan keahliannya serta mendapat penghargaan
dari orang lain atau lembaga. Sumber dukungan semacam ini dapat berasal dari
keluarga atau lembaga atau instansi atau perusahaan atau organisasi dimana
seseorang bekerja.
4.
Ketergantungan yang dapat diandalkan (Reliable
alliance)
Meliputi kepastian atau jaminan bahwa seseorang dapat
mengharapkan keluarga untuk membantu semua keadaan. Dalam dukungan sosial jenis
ini, seseorang akan mendapatkan dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada orang
yang dapat diandalkan bantuannya ketika sseorang membutuhkan bantuan tersebut.
Jenis dukungan sosial ini pada umunya berasal dari keluarga.
5.
Bimbingan (Guidance)
Dukungan sosial jenis ini adalah adanya hubungan kerja
ataupun hubungan sosial yang dapat memungkinkan seseorang mendapat informasi,
saran, atau nasehat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mangatasi
permasalahan yang dihadapi. Jenis dukungan sosial ini bersumber dari guru, alim
ulama, pamong dalam masyarakat, dan juga figur yang dituakan dalam keluarga.
6.
Kesempatan untuk mengasuh (Opportunity for Nurturance)
Suatu aspek penting dalam hubungan interpersonal akan
perasaan yang dibutuhkan oleh orang lain. Jenis dukungan sosial ini
memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung
padanya untuk memperoleh kesejahteraan. Sumber dukungan sosial ini adalah
keturunan (anak- anaknya) dan pasangan hidup.
7.
Aspek hubungan sosial pada pasien
Seseorang yang
hubungannya dekat dengan keluarganya akan mempunyai kecenderungan lebih sedikit
untuk stres dibandingkan seseorang yang hubungannya jauh dengan keluarga
(Stanley, 2007).
Heller dkk
(1986) mengemukakan ada 2 komponen dukungan sosial, yaitu;
1. Penilaian yang
mempertinggi penghargaan
Komponen
penilaian yang mempertinggi penghargaan mengacu pada penilaian seseorang
terhadap pandangan orang lain kepada dirinya. Seseorang menilai seksama
evaluasi seseorang terhadap dirinya dan percaya dirinya berharga bagi orang
lain. Tindakan orang lain yang menyokong harga diri seseorang, semangat juang
dan kehidupan yang baik.
2. Transaksi
interpersonal yang berhubungan dengan kecemasan
Komponen
transaksi interpersonal yang berhubungan dengan kecemasan mengacu pada
adanya seseorang yang memberikan bantuan ketika ada masalah. Seseorang
memberikan bantuan untuk memecahkan masalah dengan menyediakan informasi untuk
menjelaskan situasi yang berhubungan dengan kecemasan. Bantuan ini berupa
dukungan emosional, kognitif yang distruktur ulang dan bantuan instrumental.
1.1.7 Bentuk
dukungan sosial
Menurut Kaplan
and Saddock (1998), adapun bentuk dukungan sosial adalah sebagai berikut ;
1.
Tindakan atau perbuatan
Bentuk nyata dukungan sosial berupa tindakan yang diberikan
oleh orang disekitar pasien, baik dari keluarga, teman dan masyarakat.
2.
Aktivitas religius atau fisik
Semakin bertambahnya usia maka perasaan religiusnya
semakin tinggi. Oleh karena itu aktivitas religius dapat diberikan untuk
mendekatkan diri pada Tuhan .
3.
Interaksi atau bertukar pendapat
Dukungan sosial
dapat dilakukan dengan interaksi antara pasien dengan orang- orang terdekat
atau di sekitarnya, diharapkan dengan berinteraksi dapat memberikan masukan
sehingga merasa diperhatikan oleh orang di sekitarnya.
1.1.8 Dampak
dukungan sosial
Dukungan sosial
merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang- orang
tertentu dalam kehidupannya. Diharapkan dengan adanya dukungan sosial maka
seseorang akan merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Dengan pemberian
dukungan sosial yang bermakna maka seseorang akan mengatasi rasa cemasnya
terhadap pembedahan yang akan dijalaninya (Suhita, 2005).
Dukungan sosial
dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada individu dapat dilihat
dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari keadaan
kecemasan. Lieberman (1992) mengemukakan bahwa secara teoritis dukungan sosial
dapat menurunkan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan kecemasan. Apabila
kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat memodifikasi atau
mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut dan oleh karena itu akan
mengurangi potensi munculnya kecemasan.
Dukungan sosial
juga dapat mengubah hubungan antara respon individu pada kejadian yang dapat
menimbulkan kecemasan. Kecemasan itu sendiri mempengaruhi strategi untuk
mengatasi kecemasan dan dengan begitu memodifikasi hubungan antara kejadian
yang menimbulkan kecemasan dan efeknya. Pada derajat dimana kejadian yang
menimbulkan kecemasan mengganggu kepercayaan diri dan dukungan sosial dapat
memodifikasi efek itu.
Sheridan and
Radmacher (1992), Rutter, dkk. (1993), Sarafino (1998) serta Taylor (1999);
mengemukakan 2 model untuk menjelaskan bagaimana dukungan sosial dapat
mempengaruhi kejadian dan efek dari keadaan kecemasan, yaitu;
1.
Model efek langsung
Model ini melibatkan jaringan sosial yang besar dan
memiliki efek positif pada kesejahteraan. Model ini berfokus pada hubungan dan
jaringan sosial dasar. Model ini juga dideskripsikan sebagai instruktur dari
dukungan sosial yang meliputi faktor status perkawinan, keanggotaan dalam suatu
kelompok, peran sosial dan keikutsertaan dalam kegiatan keagamaan.
2.
Model buffering
Model ini berfokus pada aspek dari dukungan sosial
yang berperilaku sebagai buffer dalam mempertahankan diri dari efek negatif
dari kecemasan. Model ini mengacu pada sumber daya interpersonal yang akan
melindungi individu dari efek negatif kecemasan dengan memberikan kebutuhan
khusus yang disebabkan oleh kejadian yang mengakibatkan kecemasan. Model ini
bekerja dengan mengerahkan kembali hal- hal yang menimbulkan kecemasan atau
mengatur keadaan emosional yang disebabkan oleh hal- hal tersebut. Model ini
berfokus pada fungsi dukungan sosial yang melibatkan kualitas hubungan sosial
yang ada.
Dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan efek
positif dalam mempengaruhi kejadian dari efek kecemasan. Dalam Sarafino (1998)
disebutkan beberapa contoh efek negatif yang timbul dari dukungan sosial,
antara lain ;
1.
Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu
yang membantu. Hal ini dapat terjadi karena dukungan yang diberikan tidak
cukup, individu merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secara
emosional sehingga tidak memperhatikan dukungan yang diberikan.
2.
Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang
dibutuhkan individu.
3.
Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu
seperti melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat.
4.
Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam
melakukan sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat mengganggu program
rehabilitasi yang seharusnya dilakukan oleh individu dan menyebabkan individu
menjadi tergantung pada orang lain.
1.1.9 Dimensi dukungan sosial
Menurut Jacobson (1986), dukungan sosial meliputi 3
hal, diantaranya ;
1.
Emotional support, meliputi ; perasaan nyaman,
dihargai, dicintai dan diperhatikan.
2.
Cognitive support, meliputi ; informasi, pengetahuan
dan nasehat.
3.
Material support, misalnya ; bantuan atau pelayanan
berupa sesuatu barang dalam mengatasi masalah.
2.2.10 Kategori dukungan sosial
Menurut Nursalam (2003), dukungan sosial keluarga
dikategorikan menjadi ;
1.
Dukungan sosial kurang dengan skor < 7
2.
Dukungan sosial cukup dengan skor 8 - 13
3.
Dukungan sosial kurang dengan skor 14 – 20